Pindah Jurusan ? Kenapa Tidak!
Kenyataan seringkali tak berjalan sesuai harapan. Akibatnya, kita akan dihadapkan pada dua pilihan; sekadar menerima atau berusaha untuk mengubahnya. Soal menentukan jurusan kuliah bisa jadi pernah menempatkanmu dalam posisi ini. Lantaran berbagai alasan, kamu “terpaksa” kuliah di jurusan yang tak sesuai keinginan dan bakat yang kamu miliki. Menjalani kuliah dengan setengah hati, kepalamu seperti mengulang-ulang pertanyaan yang sama setiap hari,
“Apakah aku harus bertahan di sini, atau lebih baik segera pindah jurusan demi menghidupi mimpi?”
Tak salah jika kamu memilih bertahan, tapi mantap berpindah jurusan juga bukan sebuah kesalahan. Toh apapun pilihanmu, jelas ada tanggung jawab dan konsekuensi yang akan menyertainya. Jika pindah jurusan sudah jadi keputusanmu, pantaskah kamu melongok pada masa lalu apalagi menyesali pilihanmu? Bukankah di jurusan yang sudah sesuai pilihan, kamu justru bisa maksimal berjuang demi masa depan?
Pindah jurusan bukan keputusan yang layak disesalkan. Bukankah memilih pindah lebih baik daripada bertahan tapi tak punya tujuan di masa depan?
Lantaran tak lulus seleksi, harapanmu untuk kuliah di jurusan impian ternyata harus pupus. Akhirnya, kamu pun “terpaksa” kuliah di jurusan lain yang sebenarnya tak terlalu kamu suka. Mengeluh sudah jadi kebiasaanmu sehari-hari, malas pergi ke kampus, hingga enggan mengerjakan tugas pun sering kamu alami. Alih-alih punya bayangan tentang masa depan, sehari-harinya kamu menjalani kegiatan perkuliahan dengan bimbang.
Jika akhirnya kamu mantap memilih pindah jurusan, jangan sekali-kali menyesali keputusanmu. Pindah jurusan bukan keputusan atau pilihan yang pantas disesali. Mantap memilih pindah bisa jadi jauh lebih baik daripada memilih bertahan tapi tak punya tujuan. Tak paham materi, malas belajar hal-hal yang tak disukai, tak tahu pekerjaan apa yang kelak dilakoni setelah lulus; banyak hal yang justru akan menghambat perkembanganmu. Jika kondisimu sudah demikian kacau, pindah jurusan mungkin jadi satu-satunya solusi yang kamu butuhkan.
Kamu sadar. Keputusanmu kali ini jelas tak sederhana, tak bisa dipungkiri akan banyak hal yang ikut berubah karenanya
Pindah jurusan jelas bukan perkara sepele. Berpindah dari jurusan yang lama ke jurusan yang baru pastilah mengakibatkan berbagai perubahan dalam hidupmu. Kamu harus menyesuaikan diri dengan berbagai hal baru; teman, dosen, lingkungan, sistem perkuliahan, hingga cara belajar. Jika jurusan impianmu ada di kampus lain atau bahkan di kota lain, kamu pun harus siap menerima konsekuensianya. Mungkin, kamu harus berpindah tempat kos atau pergi merantau dan memulai hidup yang baru demi jurusan impianmu.
“Life is the sum of all your choices.”
Pindah jurusan berarti memulai semuanya dari awal, wajar jika kamu merasa banyak waktu dan tenaga yang seperti terbuang sia-sia
Keinginan untuk pindah jurusan bisa jadi tak muncul sejak awal. Dulu, kamu mungkin masih berusaha menguatkan dirimu sendiri. Percaya bahwa kuliah di jurusan yang tak sesuai keinginan bukanlah masalah besar. Kamu yakin bisa menjalaninya hingga lulus dan meraih gelar sarjana. Sayangnya, semakin lama justru keyakinanmu semakin luntur dan keinginan untuk pindah jurusan pun makin kuat. Padahal, satu tahun sudah terlewati dan perkuliahan selama dua semester sudah kamu jalani.
“Pindah jurusan berarti memulai perjuangan dari awal. Setelah setengah perjalanan, kamu memilih kembali ke titik awal dan memulai perjalanan yang baru lagi.”
Memulai kembali perjuangan bukannya tanpa pengorbanan. Jika dihitung, tentu banyak waktu, tenaga, bahkan biaya yang sepertinya terbuang sia-sia. Saat teman-teman di jurusan yang lama sudah sampai di semester 3, pindah jurusan membuatmu mengulang di semester 1. Kelak saat mereka diwisuda, kamu pun baru bisa menyusul memakai toga setahun setelahnya. Selain waktu, ada biaya dan tenaga yang rasa-rasanya terbuang begitu saja.
Ada kalanya kamu sibuk merenungi masa lalu dan mempertanyakan keputusanmu: apakah pilihanku tepat, ataukah akan lebih baik jika dulu aku bertahan?
“Apa keputusan untuk pindah jurusan memang sudah tepat, atau justru sebaliknya? Apakah dulu aku seharusnya bertahan saja?”
Ketika ingatanmu terbang ke masa lalu, kamu cenderung akan menghitung untung dan rugi dari keputusan yang sudah kamu ambil. Kenyataan bahwa banyak hal yang sudah dikorbankan membuat pikiranmu sibuk menganalisa dan mempertanyakan banyak hal. Di titik ini, kamu mulai meragukan dirimu sendiri. Ada rasa takut kalau-kalau keputusan yang sudah diambil justru keliru. Semakin dihantui rasa takut, kamu pun semakin gamang melanjutkan kuliahmu yang sekarang.
Kuliah di jurusan yang diinginkan bukan berarti tanpa rintangan. Ketika menemui kesulitan, ingatan tentang masa lalu akan semakin menyiksamu
Berhasil kuliah di jurusan yang diimpikan bukan berarti segala sesuatunya akan berjalan mulus. Tak ada jaminan perkuliahan akan selalu terasa menyenangkan. Bukan tak mungkin kamu pun akan merasa bosan atau bahkan mencapai titik kejenuhan.
Perkuliahan di jurusan yang dulu maupun di jurusan yang baru pastilah punya tingkat kesulitannya masing-masing. Bisa jadi materi yang diberikan sama-sama sulit, tugas yang harus kamu selesaikan sama beratnya, dan ujian yang kamu tempuh pun sama sulitnya.
Ketika jurusan yang kamu impikan nyatanya tak sesuai harapan, mungkin kamu pernah menyesal. Menghadapi kesulitan atau masalah di jurusan yang baru, bisa jadi membuatmu berandai-andai tentang masa lalu. Kamu membayangkan tentang kemungkinan yang akan terjadi jika dulu kamu tak memilih pindah jurusan.
Tapi bagaimana pun kondisimu saat ini, kamu layak berbangga karena berani memilih jurusan yang sesuai hati nurani
Pindah jurusan memang tak lantas melunasi semua harapanmu. Kuliah di jurusan yang kamu sukai juga bukan berarti segalanya jadi lebih mudah. Tak ada jaminan kamu bakal setiap hari menyambangi kampus dengan riang. Belajar dan mengakrabi tugas-tugas harian sudah pasti membuatmu sesekali merasa bosan.
Namun apapun yang kamu rasakan saat ini, kamu layak berbangga karena setidaknya kamu sudah jadi seorang pemberani. Kamu berani membuat keputusan besar dalam hidupmu. Memilih berhenti dari jurusan yang tak kamu sukai dan mantap berpindah ke jurusan yang sesuai kata hati.
“Success in not final, failure is not fatal: it is the courage to countinue that counts.”
Pindah jurusan berarti memulai perjalananmu dari awal, tapi konsekuensi dan tanggung jawab di baliknya menempamu agar berkembang dengan maksimal
Ketika pindah jurusan berarti memulai semuanya dari awal, hatimu harus bisa lapang untuk menerima. Tak apa jika kamu “terpaksa” kembali ke semester pertama. Tak masalah jika kamu harus tertinggal dari teman-temanmu yang seumuran. Tak jadi soal jika ada teman dan keluarga yang menganggap keputusan untuk pindah jurusan sebagai sebuah kegagalan.
Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah meyakinkan dirimu sendiri bahwa keputusanmu kali ini sudah sesuai hati nurani. Segala konsekuensi dan tanggung jawab dibaliknya akan siap kamu tanggung dengan gagah berani. Kamu percaya bahwa dibalik setiap pengalaman pastilah selalu ada kebaikan dan pelajaran yang bisa diambil. Mental dan ketabahanmu justru ditempa ketika mantap memilih pindah jurusan demi memperjuangkan renjana dan cita-cita.
Tak ada yang terbuang sia-sia karena ilmu dan jaringan koneksi yang kamu dapatkan kelak tetap akan berguna
Ketika ingatan masa lalu kembali menghinggapimu, yakinlah bahwa tak ada yang sia-sia. Waktu, tenaga, pikiran, bahkan biaya kuliah yang dikeluarkan orang tuamu – tak akan terbuang percuma. Setahun menjalani kuliah di jurusan yang tak sesuai keinginan pastilah ada hal-hal baik yang bisa kamu dapatkan.
Ada ilmu dan pengetahuan yang menjadikanmu semakin “kaya”. Pernah satu tahun kuliah di Jurusan Sastra Inggris membuatmu semakin lancar menggunakan Bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tulisan. Ketika akhirnya masuk Jurusan Ekonomi, kemampuan Bahasa Inggris-mu pun jauh di atas rata-rata jika dibanding teman-teman sekelasmu. Selain itu, jaringan pertemanan atau koneksimu semakin luas. Selain ada teman-teman dari lintas jurusan, lebih banyak dosen dan staf kampus yang juga mengenalmu.
Ingatan tentang masa lalu tak seharusnya melemahkanmu. Yang harus kamu lakukan adalah melangkah maju demi melanjutkan perjuanganmu!
Dalam sebuah perjalanan, ada kalanya kamu boleh menengok ke belakang agar bisa belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan. Namun, ada kalanya pula kamu tak perlu melongok ke masa lalu karena ingatan itu yang justru akan melemahkanmu. Demi bisa meraih mimpi dan cita-citamu, kenanglah masa lalumu dengan cara yang bijaksana. Yakinlah bahwa tak ada yang perlu disesali, termasuk ketika kamu memilih pindah jurusan. Satu-satunya yang harus kamu lakukan setelahnya adalah menumpuk kekuatan demi bisa melanjutkan perjalanan dan berjuang agar bisa sukses di masa depan.
“Your past is done, so forget it. Your future is yet to come, so dream it. But your present is now, so live it.”
Hei kamu yang pernah pindah jurusan, apakah kamu pernah menyesali keputusanmu? Semoga tidak ya, karena memilih jurusan yang sesuai hati nurani bukan dosa yang harus disesali. Dan yang harus kamu lakukan adalah melanjutkan perjuangan di jurusanmu yang sekarang!
0 komentar:
Post a Comment