photo w_zpsnnzicugf.png

Artikel Terbaru

Rss

Tuesday, 21 July 2015
Tuesday, 14 July 2015
Tutorial Membuat Kreasi Jilbab Segi Empat Simple

Tutorial Membuat Kreasi Jilbab Segi Empat Simple

Bagaimana kabar anda hari ini Sis? Di bulan suci Ramadhan ini saatnya kamu memulai untuk berkreasi dalam membentuk model terbaru dari jilbab segiempat yang anda miliki, namun jika anda tidak memiliki referensi untuk memulainya, kini admin akan berikan kepada anda referensi kreasi jilbab segiempat simple yang dapat anda gunakan sebagai contoh dirumah.

Untuk lebih jelasnya silahkan anda lihat bagaimana cara memakai jilbab segiempat simple dibawah ini:
Gunakan ciput terlebih dahulu. Untuk penampilan yang terlihat lebih rapi dan aman, gunakan saja ciput arab dan ciput ninja.



Letakkan jilbab paris yang telah dibentuk menjadi segitiga di atas kepala dengan sama panjang di bagian kanan dan kirinya.


Ambil bagian jilbab sebelah kiri dan masukkan ke bagian belakang kepala. Kemudian tarik ke bagian depan.



Biarkan jilbab di bagian atas kepala sedikit miring, agar ciput sedikit terlihat dan asimetris pun mulai terbentuk.


Ambil bagian kiri yang tadi sudah kamu taruh ke bagian depan, bawa ke atas kepala. Sematkan jarum pentul agar kuat dan tidak lepas


Ambil juga bagian kanan kebagian belakang kepala, dan sematkan jarum pentul atau bros cantik untuk menghiasinya.



Anda bisa menggunakan kreasi jilbab segiempat ini untuk acara pesta atau untuk momen-momen penting seperti di bulan Ramadhan ini.
Monday, 13 July 2015
Cara Mengatur Posisi Gadget Pada Blog

Cara Mengatur Posisi Gadget Pada Blog

Seringkali ketika ingin memasang gadget pada blog, khususnya iklan. ukuran gadget yang ingin dipisang tidak sama dengan space pada template sehingga posisi gadget tidak rapi. Hal ini tentu saja dapat mengurangi keindahan blog sobat. Misalkan ukuran gadget/iklan yang ingin sobat pasang kependekan sehingga akan mengurangi tampilan blog sobat seperti ini :


Bisa sobat lihat pada bagian kanan ada space kosong, sedangkan pada bagian kiri tidak ada space kosong. Agar terlihat lebih indah posisi gadget/iklan sebaiknya sobat atur ke tengah agar tampilannya menjadi menarik seperti ini :


Penasaran cara mengaturnya ? Langsung saja simak tutorialnya dibawah ini
Caranya sangat mudah, sobat cuma perlu menambahkan kode-kode berikut pada kode gadget/iklan sobat.

Posisi gadget berada di tengah
Kode Gadget Sobat

Berada di posisi kanan halaman
Kode Gadget Sobat

Berada di posisi kiri halaman
Kode Gadget Sobat

Contoh :
Selanjutnya tinggal sobat save. Gimana mudah kan ?

Semoga artikel ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan tanyakan di kolom komentar :D
Saturday, 11 July 2015
Uang Memang Bukan Segalanya. Tapi, Cita-Cita Untuk Mapan Secara Finansial dan Meraih Kesuksesan Tetaplah Mulia

Uang Memang Bukan Segalanya. Tapi, Cita-Cita Untuk Mapan Secara Finansial dan Meraih Kesuksesan Tetaplah Mulia

“Kalau gede nanti, aku mau jadi mapan, punya banyak uang!”

“Iiiih… Duit aja yang dipikirin!”

Kamu yang selalu memimpikan kondisi finansial yang mapan mungkin terbiasa dengan ledekan atau respons seperti ini. Keinginanmu untuk memiliki lebih banyak uang membuat keluarga atau teman dekat menaikkan alis. Mungkin mereka juga menyebutmu materialistis.

Padahal, justru cita-cita untuk hidup berkecukupan yang mampu melecut dirimu untuk selalu mengembangkan karakter. Agar tak menyerah saat tantangan datang, agar jeli melihat peluang.

Cita-citamu ini sebenarnya normal-normal saja. Ia bukanlah suatu dosa, justru api semangat yang bisa menjadikanmu sebaik-baiknya manusia.


Meski sangat menghargai uang, belum tentu kamu materialistis. Kamu hanya realistis.


Hidup itu penuh cobaan dan tantangan. Ada harga yang harus dibayar untuk bertahan. Kebutuhan akan makan, tempat tinggal, sandang, dan pendidikan adalah kebutuhan pokok umat manusia, belum lagi berbagai kebutuhan sekunder yang tak mungkin bisa disebut satu-persatu.

Dan untuk mencukupi segala kebutuhan itu, kamu tahu, kamu memerlukan uang. Inilah yang justru melecutmu untuk selalu bekerja keras dan berhemat. Pemahaman bahwa uang itu penting menjadikanmu mampu meraih kebebasan finansial lebih cepat.


Menghargai uang juga tak membuatmu jadi orang jahat. Kamu tak serta-merta akan menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya


Selama ini kita selalu diberi pemahaman yang salah tentang uang. Mulai dari guru sampai orangtua selalu mengatakan dan menganggap bahwa cinta uang adalah salah. Bahkan seringkali mereka menganggap bahwa uang adalah sumber kejahatan. Karena uang, manusia rela mencuri, merampok, bahkan membunuh.

Padahal jika ditelisik lebih dalam, justru penyebab kejahatan adalah perasaan selalu kekurangan, bukan serta-merta uang. Karena selalu merasa kurang, segala hal haram dilakukan. Termasuk hal haram yang merugikan kemaslahatan banyak orang.

Ini tentu berlainan dengan semangat meraih kemapanan yang kamu punya. Perhatian pada uang justru membuatmu lebih keras bekerja, bukan menghalalkan segala cara. Tak pernah terpikirkan olehmu untuk mencuri atau menghilangkan nyawa orang lain demi menjadi kaya. Yang fokus kamu lakukan adalah memanfaatkan segala peluang kerja agar hidupmu nyaman nantinya.


Mungkin yang kamu inginkan bukanlah punya uang berjuta-juta. Hanya harta yang cukup untuk bisa membantu sesama


Mungkin yang kamu inginkan bukanlah menjadi orang terkaya di dunia. Cukuplah bagimu memiliki gaji dan pendapatan tiap bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan kalau mungkin, memiliki sisa untuk ditabung lagi. Lebih bagus jika kamu memiliki sisa uang untuk membantu sesama.

Dengan punya lebih banyak harta, otomatis ada lebih banyak yang bisa kamu berikan pada orang lain yang sedang kesusahan. Misal, ada tetangga yang sakit namun mereka tak memiliki biaya untuk berobat, bukankah dengan adanya uang kamu bisa dengan mudah membantu mereka ketika kamu tak kekurangan harta?


Memang harta tidak dibawa mati. Namun jika wafat nanti, kamu ingin punya sesuatu untuk diwarisi


Jangan sampai karena kesalahanmu semasa hidup membuat diri dan keluargamu menderita ketika kamu tinggalkan. Alih-alih meninggalkan dan mewariskan harta, kamu malah meninggalkan hutang dan belas kasihan orang.

Harta memang tak dapat dibawa mati. Namun harta yang digunakan untuk kebaikan tak akan terputus, dan semoga bisa memberatkan amal kebaikan kita di hari perhitungan nanti. Oleh karenanya, cita-cita untuk menjadi orang kaya bukanlah hal yang hina. Justru karenanya bisa membuat kita mulia di hadapan-Nya.


Ada hal-hal yang memang tak dapat dibeli dengan uang. Namun jika sudah mapan, kita bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang tercinta


Anggapan bahwa tak semua hal dapat dibeli dengan uang memang benar adanya. Contohnya adalah cinta dan kebahagiaan. Banyak orang yang memiliki banyak uang, namun tak bahagia dalam hidupnya. Jangan sampai kamu menjadi orang kaya seperti ini. Namun menjadi miskin juga tak jauh berbeda dengan menjadi orang kaya yang tak bahagia.

Bayangkan, tegakah jika anak kita merengek minta dibelikan sepatu baru karena sepatu yang lama sudah tak layak pakai, sementara kita tak mampu membelikannya? Bukankah hatimu akan mencelos karenanya? Tak mampu membahagiakan orang-orang tercinta kita. Oleh karenanya menjadi orang kaya dan memiliki banyak harta bukanlah sebuah dosa. Justru karenanya kita dapat membahagiakan orang-orang terdekat kita.


Dengan apa yang kita punya, kita bisa menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dan menciptakan lebih banyak tawa


Kamu bisa menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dan nyaman untuk ditinggali jika memiliki banyak harta. Tempat ibadah di kampungmu sudah reyot dan terlihat seperti akan roboh? Sementara sumbangan di kotak amal tiap minggu tak cukup untuk memenuhi biaya renovasi, bukankah lebih baik menjadi orang kaya harta agar bisa menyumbang agar tempat ibadah di kampung bisa diperbaiki?

Atau mungkin ada sekolahan yang kondisisinya sudah mengenaskan sehingga membahayakan para siswanya, sementara pemerintah seakan buta dengan kondisi tersebut. Bukankah lebih baik jika kamu ikut ambil bagian demi terwujudnya pendidikan yang lebih baik, menjadikan bangsa ini lebih cerdas dan terdidik?


Cita-cita untuk mengikuti panggilan Illahi, dan memberangkatkan orang tercinta ke tanah suci juga semakin mudah diwujudkan ketika kamu sudah mapan


Bermimpi untuk pergi ke tanah suci, atau memberangkatkan orangtua tercinta pergi kesana mungkin adalah mimpimu. Hal tersebut mungkin adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk membahagiakan orangtuamu sebelum mereka meninggalkan dunia ini. Bukankah suatu kebahagiaan dan kepuasan batin jika mampu memberangkatkan mereka ke tanah suci dengan keringat sendiri?



Jadi jangan khawatir cita-citamu menjadi kaya akan mengubahmu menjadi orang yang jahat pada sesama. Buktikanlah sebaliknya. Memiliki banyak uang bukanlah dosa — justru bisa menjadikanmu manusia yang hidupnya begitu berguna! :)



Thursday, 9 July 2015
[Komik] Lebih Baik - Part 2

[Komik] Lebih Baik - Part 2

Komik ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memantaskan diri untuk orang yang dicintainya. Komik ini memiliki makna yang cukup mendalam dan kisah yang umum tanpa adanya dram yang terlalu lebay seperti kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia haha mungkin sedikit lebay. Langsung saja sobat simak komiknya dibawah ini :)









Monday, 6 July 2015
[Komik] Lebih Baik - Part 1

[Komik] Lebih Baik - Part 1

Komik ini menceritakan tentang perjalanan seorang wanita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memantaskan diri untuk orang yang dicintainya. Komik ini memiliki makna yang cukup mendalam dan kisah yang umum tanpa adanya dram yang terlalu lebay seperti kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia haha mungkin sedikit lebay. Langsung saja sobat simak komiknya dibawah ini :)






Part 2
Saturday, 4 July 2015
Tentang Doa yang Kerap Mirip Perintah Pada Tuhan. Padahal Dia Lebih Tahu Apa yang Kita Butuhkan

Tentang Doa yang Kerap Mirip Perintah Pada Tuhan. Padahal Dia Lebih Tahu Apa yang Kita Butuhkan

Salah satu momen paling mesra dengan Sang Pencipta tak lain adalah saat kita berbincang denganNya. Mengungkapkan apa yang kita inginkan, memohon kebaikanNya untuk mengabulkan pengharapan. Saat melakoni kegiatan satu ini ada rasa tenang sebagai Hamba yang tak bisa dijelaskan. Perasaan didengar, rasa terhubung pada Zat Maha Besar yang menciptakan. Indah bukan?

Dalam 20 tahun lebih waktu hidup kita menyebut waktu mesra itu sebagai momen berdoa, ketika bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang diinginkan di hadapanNya. Hanya saja belakangan ada rasa tak sepenuhnya lega ketika melakukannya. Sebab mengapa momen yang harusnya penuh kepasrahan ini jadi lebih mirip proses memesan makanan di restoran? Minta ini itu, memohon tambahan sesuai yang kita mau.

Bukankah seharusnya Tuhan lebih tahu apa yang kita perlu?

Seorang sahabat pernah berujar– “Memasrahkan kehendak pada Sang Pencipta adalah bentuk kepasrahan terbesar.” Kali ini saya harus mengangkat topi dan mengamini bahwa dia benar


Seorang sahabat baik yang jadi teman tumbuh bersama adalah saksi hidup bagaimana makna doa berkembang seiring kami dewasa. Semasa SMP dan SMA, terutama di kelas 3, doa di tiap awal hari bunyinya selalu hampir sama. Kami memohon bisa diterima di sekolah A, dimudahkan jalannya untuk masuk ke jurusan B, hingga minta diluluskan dalam Ujian Nasional yang sempat membuat kami sakit perut karena tingkat stres yang jawara.

Masuk ke masa kuliah doa kami pun bergeser jadi makin spesifik. Kami memohon dilancarkan jalannya untuk mengejar karir yang sejalan dengan jurusan tempat belajar. Doa ingin lulus seleksi student exchange juga pernah beberapa kali dipanjatkan. Permohonan untuk dipertemukan dengan jodoh yang punya sifat A, B, C pun rajin kami utarakan. Ah, memang naif sekali kami saat itu. Menganggap diri paling tahu, merasa permohonan harus selengkap itu.

Di suatu petang yang santai dengan ditemani 2 gelas jus segar dan pofertjes gula, sahabat saya mengeluarkan celetukan yang masih tertancap di kepala sampai sekarang:

“Aku udah gak pernah berdoa minta macam-macam, tau. Sekarang doaku cuma minta diberi yang terbaik sama Tuhan. Ditempatkan di sebaik-baiknya ruang yang bisa membentukku untuk banyak belajar.”
Saya hanya tersenyum kecil mendengar pengakuannya. Bagi saya saat itu, jika tidak ingat kami sudah seperti saudara, ingin rasanya berujar ke depan mukanya: “What the hell? Dipikir Tuhan cenayang apa sampai bisa tahu apa yang kita mau? Minta itu harus spesifik, tau!”

Untungnya celetukan emosional itu tidak sempat saya lontarkan. Sebab hari ini, setelah sekian banyak kejadian yang menghampiri, tindakan kawan saya yang satu itu memang jadi pilihan yang paling layak diikuti. Ternyata Tuhan pasti jauh lebih tahu, dari cecunguk-cecunguk macam kita yang lebih sering SOK tahu.


Sebagai manusia, wajar jika ada geram saat merasa doa tidak didengar. Satu yang sering saya dan kita semua lupa: saat itu mungkin Tuhan hanya sedang ingin menyuruh kita bersabar


Mau diakui atau tidak, sebenarnya ada sisi kekanakan yang tidak bisa begitu saja hilang dari diri kita. Semasa kecil, kita bisa dengan mudah tantrum waktu keinginan beli mainan tidak dikabulkan. Menangis panjang, mengurung diri di kamar, bahkan mogok makan sampai mainan idaman tergenggam tangan. Hal yang mirip kembali terulang saat dewasa, dalam kasus yang berbeda.

Coba lihat di sekeliling kita. Jika mau peka sedikit saja, bisakah kita menghitung berapa banyak kawan dan kerabat yang sedang ngambek pada Tuhannya? Atau coba lihat saja pada diri sendiri, pernahkah kita merasa Tuhan amat tak adil dalam memberi?

Rasanya seperti patah hati. Keinginan digagalkan, permohonan seperti tidak didengarkan. Alhasil kita-kita yang kurang dewasa ini memilih untuk menjauh sementara. Seperti ingin menunjukkan bahwa kita bisa hidup tanpaNya.
Kemarahan yang diikuti keinginan menjauh memang membuat kita merasa menang sementara. Seakan mendapat kesempatan berlenggak-lenggok di red carpet di hadapanNya demi, mengatakan: “Hey, I can live without you!”

Geram memang wajar. Satu yang sering kita lupakan, ada hal lain di balik keputusan yang mungkin tidak kita pahami karena hati yang kurang besar. Ia hanya sedang meminta kita untuk bersabar. Ia mengajarkan kita cara menghargai waktu tunggu, sementara Ia sedang mempersiapkan kita di jalan yang paling benar.


Semakin dewasa, doa ternyata bukan cuma soal meminta. Ini lebih tentang bagaimana kita mempercayakan apa yang diharapkan pada tangan pemberiNya


Bukankah doa dan permintaan lain memiliki hukum yang sama? Sebagai pemohon, ada kewajiban tak tertulis untuk percaya dan patuh pada sang pengabul permohonan. Seperti saat kecil kita bersikap baik sepanjang tahun demi mendapat hadiah dari Santa. Atau menahan keinginan batal puasa sebab ingin mendapatkan uang bersabar dari Bapak sebesar 5 ribu tiap harinya.

Kita pernah mengikuti aturan main, mau percaya sepenuhnya, yakin pada aturan-aturan yang diciptakanNya. Aneh bukan jika setelah makin dewasa kita justru makin banyak meminta?
Pengalaman dan ilmu yang makin matang justru menyisakan ruang kecemasan. Kita menghitung dan mengukur, kemudian merasa keputusan kitalah yang paling membawa rasa bahagia dan mujur. Ada rasa takut jika diberikan jawaban yang tak sesuai harapan. Plot twist yang dulu mendebarkan kini dengan mudah bisa dianggap sebagai sebuah penolakan.

Keengganan diberi hal yang bertolak belakang dengan keinginan mengubah kita dari Hamba jadi konsumen menyebalkan. Tanpa sadar doa kita perlakukan seperti proses memesan makanan. Selama membayar, kita bebas memesan apapun yang kita mau. Tak lagi peduli pada masukan chef yang jelas lebih tahu.

Ironisnya, orang yang enggan menerima keputusan lain dari Bos terbesarnya ini adalah orang yang sama yang berkoar-koar ingin keluar dari rutinitasnya. Kita mengutuk kehidupan sebagai orang dewasa yang rasanya mengekang dan minim kebebasan. Tapi kejutan Pemberi Kehidupan justru sebisa mungkin kita singkirkan.


MembiarkanNya memutuskan tanpa perlu didikte memang terdengar sedikit mengerikan. Tapi bukankah Dia adalah pemberi sebaik-baik jalan, meski rutenya penuh lubang dan bercabang?


Tentu tidak mudah untuk sampai pada level bisa benar-benar memasrahkan apa yang kita inginkan tanpa menuntut macam-macam. Dibutuhkan bukan hanya keberanian, tapi juga kepasrahan dan keyakinan besar bahwa Dia adalah pilot terbaik yang tak akan menyesatkan jalan.

Mengubah permohonan dari,

“Aku ingin…”
menjadi

“Aku percaya Kau akan memberi yang terbaik.”
Tidak akan begitu saja terjadi dalam semalam. Kadang kita butuh tamparan keras, kegagalan bertubi-tubi, atau patah hati parah sampai rasanya enggan hidup lagi sebelum sampai pada titik ini.

Namun, meyakini bahwa Dia lebih tahu akan menciptakan rasa hangat dari hati sampai ke ulu. Tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan jika begitu, toh lewat jalanNya kita pasti akan sampai pada destinasi yang ingin dituju.

Jika toh ada lubang dan tanjakan yang melelahkan, itu berarti Bos besar memang yakin kita memang sanggup bertahan. Tak ada lagi yang pantas dikeluhkan.

Semua keputusan kembali pada kita. Dia akan tetap murah hati membuka telinga demi mendengarkan permohonan kita yang beratus-ratus kalimat panjangnya. Hanya saja,



Bersediakah kita mengikuti jalan yang memang sudah Ia siapkan, tanpa perlu lagi mendikteNya macam-macam? Atau kita akan tetap bertahan, dan merasa diri paling benar?


sumber 
Copyright © 2012 Mr. Tama All Right Reserved