photo w_zpsnnzicugf.png

Artikel Terbaru

Rss

Saturday 30 May 2015
Maafkan Aku yang Memilih Tuk Mencintaimu dalam Diam

Maafkan Aku yang Memilih Tuk Mencintaimu dalam Diam

Memang bodoh mungkin ketika kita menyembunyikan perasaan kita terhadap dia yang kita banggakan, dia yang selalu hadir dalam tiap baris doa kita, dia yang selalu kita bicarakan bersama sahabat, dia yang kita ceritakan kepada kedua orang tua kita, dan dia yang selalu membuat kita tersenyum dengan sendirinya tanpa kita sadari.

Bukanlah perkara mudah untuk bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan kepada seseorang yang kita harapkan kehadirannya. Rasa takut yang kian menghampiri membuat kita jadi lupa diri, siapa kita dan apa maksud kita untuk bisa bersamanya, bahkan kita akan kehilangan keseimbangan pikiran ketika berada disampingnya. Apa yang akan kita ucapkan selanjutnya, apa yang akan dia jawab, seperti itulah perasaan yang kian menghantui disetiap pertanyaan.

Tak sadarkah kau disana ? Ketika bersamamu ku tak bisa memalingkan sedetikpun dari kata yang kau lantunkan...

Alasan sederhana yang sampai saat ini tak kuungkapkan adalah, "Aku terlalu menghormatimu, dan aku terlalu takut untuk kehilanganmu."



Bukanku tak punya nyali untuk mengungkapkan, bukan aku tak punya keberanian untuk mengutarakan, tetapi sudah menjadi kewajibanku untuk menjaga kehormatanmu, dan sudah menjadi ketakutanku untuk kehilanganmu. Ketika aku menyampaikan perasaanku terhadapmu, tidak ada jaminan kau akan selalu berada disampingku. Bukan aku penakut, hanya saja aku tidak mau mengikuti keegoisanku, aku sadar bahwa kau lebih berarti dari sebuah hubungan yang takan ada berujung.


Maafkan ku sayang, ku terlalu takut untuk kehilanganmu.

Kumencintaimu bukan karena nafsu, ketika kumengungkapkan apa yang aku rasakan tanpa adanya hubungan pernikahan, percayalah itu adalah nafsu bukanlah cinta. Tolaklah semua yang aku katakan, jauhilah aku sebisamu, palingkan wajahmu dari hinanya perkataanku.



Izinkan aku tuk memperbaiki diri, dan yakinkan kepadaku bahwa kau tak akan ke lain hati. Tunggu aku di altar bersama walimu. Sesaat setelah aku menghela nafas, kau telah sah jadi milikku.



Untukmu seseorang yang sedang berbahagia disana dengan kesendiriannya, tunggulah aku untuk saat ini. Memperbaiki diri sedang kujalani, memantaskan diri sedang kuperbaiki. Jarak memang memisahkan, perkataan memang mengisyaratkan, tapi ingatlah satu hal ketika kau berada disana.


Aku memperbaiki demi kebahagiaan, demi bisa bersamamu dalam suatu hubungan yang bisa dipercayakan kedua orangtuamu kepadaku. Akupun tak tahan dengan status yang kujalani saat ini. Aku belum bisa mengubah niatanku untuk bisa bersamamu dalam ikatan yang terjalin dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Persiapkan hari itu, hari dimana aku kau dan penghulu berada diantara wali dan saksi.

Kuberjanji persiapkan hari dimana kebahagiaan adalah pondasi untuk kita menjadi, bukan hanya janji yang akan ku berikan tetapi bukti yang telah ku siapkan. Persiapkan dirimu untuk kelak menjadi milikku, kan ku ucapkan janji sumpah yang sudah menjadi ciri bahwa kita sudah layak untuk menjadi.



Aku lebih memilih mencintaimu dalam diam, karena itu bisa membuatku merasa bahwa akulah yang terhebat dengan bisa memilikimu tanpa harus menyentuhmu.



Jika memang kau tak mengizinkanku untuk bisa bersanding denganmu, izinkan aku untuk bisa mencintaimu dalam diam, karena hanya itulah yang bisa kulakukan saat ini. Ketika tiba waktunya, kau akan mengert arti diamku selama ini.


Bukti kan kucari. Untukmu sang pujangga hati, suatu saat nanti akan kubuktikan bahwa tempat ini memang bukan untuk lain hati. Percayakan tiap langkahmu pada apa yang akan kau tuju, dan kujanjikan kita bersama ketika semesta berbicara.

Sulit memang meyakinkan hanya dengan kata-kata, tetapi inilah fakta kehidupan yang sebenarnya ketika kau dan aku untuk saat ini tidak bisa menjadi kita. Maka untaian janji yang mungkin untuk saat ini tanpa ada bukti yang bisa kuwujudkan.

Percayalah meskipun kita saling mencintai dalam diam, kita akan dipersatukan oleh-Nya, dan semesta akan memberi imbalan setimpal atas kesabaran kita menuju altar kebahagiaan. Percayalah dengan segenap hatimu, aku memang mencintaimu dalam diam.


Sunday 24 May 2015
[Komik[ Golongan Darah - Vas Bunga

[Komik[ Golongan Darah - Vas Bunga

Salah satu acara TV di Jepang melakukan percobaan mengenai sifat golongan darah. Anak-anak TK dikumpulkan berdasarkan golongan darahnya. Kemudian mereka diberitahu kalau vas yang terdapat didalam ruangan tersebut tidak boleh pecah. Lalu ada seseorang masuk memecahkan vas bunga tersebut. Bagaimana reaksi para golongan darah atas pecahnya vas tersebut ? 












Friday 15 May 2015
Selamat Jalan, Didi Petet! Emon, Si Kabayan dan Karya-karyamu Akan Selalu Kami Kenang

Selamat Jalan, Didi Petet! Emon, Si Kabayan dan Karya-karyamu Akan Selalu Kami Kenang

Kabar duka datang dari dunia seni peran Tanah Air. Salah seorang aktor terbaik Indonesia, Didi Widiatmoko atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Didi Petet, berpulang pada Jum’at (15/5) pagi hari. Kabar ini cukup mengejutkan bagi kerabat dan juga masyarakat. Pasalnya, di usianya yang ke 58 tahun, Didi Petet masih terlihat aktif berkegiatan. Sinetron Preman Pensiun yang dibintanginya saat ini masih diputar dan menjadi salah satu sinetron yang layak ditonton. Almarhum Didi Petet juga diketahui baru saja memotori pameran internasional di Milan belum lama ini. Didi Petet memang dikenal sebagai sosok yang tak pernah lelah berkarya. Berkat dirinya, dunia peran di Indonesia semakin berwarna.


Akting dan Didi Petet adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.


“Saya akan terus berakting, meski sudah tidak terpakai lagi di film. Teater adalah hidup saya, dan dari teater saya akan hidup”, Didi Petet.
Dunia akting memang telah menjadi sebagian hidup Didi Petet. Melalui berakting, pria kelahiran Surabaya, 12 Juli 1956 ini mampu menunjukkan karya-karyanya. Sebaliknya, keberadaan Didi Petet membuat dunia akting di Indonesia semakin berkembang. Dari tahun 1985, Didi Petet sudah malang melintang di dunia perfilman Tanah Air. Berbagai peran sudah pernah dia lakoni.


Didi Petet menghidupkan karakter Emon dan Kabayan, hingga menjadi lakon yang tak akan dilupakan pecinta film Indonesia.


Di tahun 1987, Didi Petet bermain dalam film “Catatan Si Boy”. Meski tak menjadi pemeran utama, penampilan Didi Petet tetap apik dan mampu mengikat hati penonton. Peranannya sebagai Emon, sahabat Boy, begitu dikenang oleh penontonnya. Karakter Emon yang sedikit gemulai, diperankan oleh Didi Petet dengan sangat baik. Tak sedikit orang mengingat Didi Petet dengan naman Emon karena lekatnya peran tersebut di kepala penonton.

Selain membuat Emon menjadi “hidup”, Didi Petet juga dikenal dengan lakonnya sebagai Kabayan. Di tahun 1989, Didi Petet menjadi pemeran utama dalam film “Si Kabayan Saba Kota”. Peran Kabayan ini membuat Didi Petet yang kelahiran Surabaya lekat sebagai orang Sunda. Tentu saja seperti yang sudah-sudah Didi Petet bermain sangat apik dalam film ini.


Didi Petet menunjukkan bahwa kunci sukses dalam memerankan karakter adalah dedikasi dan keterampilan; bukan sensasi dan wajah rupawan.


Keberadaan Didi Petet di dunia film tentu bukan sekedar modal tampang yang rupawan. Keterampilan dalam berakting dan kerja keras menjadi kunci utama Didi Petet untuk dapat bertahan dalam dunia akting. Minat serta kecintaannya pada dunia akting itu lah yang membuat dia dan akting tak bisa terpisahkan.

Dengan keterampilan dan kegigihan yang dimiliki, Didi Petet menciptakan penonton yang benar-benar apresiatif terhadap penampilan aktingnya bukan pada ketampanan saja.


Di usianya yang tak lagi muda, Didi Petet tak lantas lengser oleh aktor yang lebih muda.


Didi Petet justru semakin total berperan pada usianya yang tak lagi muda. Setelah beberapa saat dunia film di Indonesia lesu, Didi Petet menjadi salah satu aktor yang menggiatkan kembali film Indonesia. Di tahun 2000, Didi Petet kembali mewarnai layar lebar Indonesia dengan peranannya dalam film “Petualangan Sherina”. Film yang sempat heboh di awal tahun 2000 tersebut disebut-sebut sebagai film yang membangkitkan kembali film Indonesia. Di tahun berikutnya, Didi Petet juga berperan dalam film “Pasir Berbisik” yang banyak menyabet penghargaan tingkat internasional.


Melalui Film Jermal, Didi Petet membuktikan bahwa dia tetap dapat memberi penampilan terbaiknya dalam film.


Tahun 2009, Didi Petet kembali menjadi pemeran utama dalam film berjudul “Jermal”. Di film ini Didi Petet berperan sebagai Johar, seorang supervisor di pangkalan nelayan yang bertengger di panggung di tengah-tengah laut atau yang disebut juga dengan jermal. Film yang mengangkat tentang isu pekerja anak di bawah umur ini membawa Didi Petet menjadi nominasi dalam Piala Citra FFI tahun 2009 sebagai Pemeran Pria Terbaik.


Kecintaannya terhadap dunia peran tak hanya dibuktikan dengan berakting, tapi juga memastikan adanya regenerisasi dalam dunia peran Indonesia.


Selain berakting untuk sejumlah film dan sinetron, Didi Petet juga menurunkan ilmu aktingnya. Didi Petet tercatat sebagai salah satu dosen teater di IKJ. Didi juga aktif mengkuti sejumlah pementasan teater dan seminar tentang seni peran. Tak hanya mengajar secara akademik saja, Didi Petet juga membuka Acting School yang dapat diikuti oleh mereka yang masih berusia sekolah. Keaktifan Didi Petet mengajar ini membuktikna bahwa dia begitu mencintai seni peran dan ingin membuat dunia peran di Indonesia tak pernah mati. Didi tak pernah menganggap aktor yang lebih muda sebagai saingan justru dia membimbingnya menjadi lebih baik darinya.


Tak puas dengan hanya bermain film, Didi Petet pun turut mengenalkan Indonesia dengan aktif menyiapkan pameran kebudayaan tingkat internasional di Milan.


Kabar meninggalnya Didi Petet terbilang cukup mengejutkan. Disebut-sebut, kondidi kesehatan om Didi menurun setelah menyiapkan pameran kebudayaan di Milan, Italia. Didi memang seorang seniman yang tak pernah lelah berkarya untuk Indonesia. Selain berakting, Didi juga terlibat aktif dalam Rumah Aktor Indonesia (RAI) sebuah Asosiasi Perfilman Indonesia yang dibentuk oleh Maria Eka Pangestu sewaktu masih menjabat sebagai Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dari situlah, Didi akrab dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dia pun berinisiatif membawa nama Indonesia dalam Milan Expo 2015 yang merupakan pameran kebudayaan internasional.

Ada satu pesan penting yang diucapkan Didi Petet sebelum almarhum bertolak ke Milan Expo. Didi Petet meminta sineas Indonesia untuk menjaga mutu perfilman kita.

“Film Indonesia sangat maju dan saya berharap kita bisa terus berkarya dengan lebih baik. Karya-karya besar bermutu harus tetap hadir dengan stabil”, ujarnya pada CNN Indonesia.


Preman Pensiun mungkin jadi kesempatan terakhir kita menyaksikan kepiawaian Didi Petet melakoni peran.


Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Didi Petet masih muncul setiap hari dalam sinetron “Preman Pensiun”. Di saat sinetron Indonesia hadir dengan berbagai macam judul berbau nama hewan, “Preman Pensiun” hadir sebagai sinetron yang benar-benar bernuansa Indonesia. Mengambil latar belakang di Bandung, dalam sinetron ini Didi Petet berperan sebagai Kang Bahar, ketua kelompok preman yang ingin pensiun.

Lewat sinetron ini, sepertinya Didi Petet ingin mengungkapkan bahwa dirinya akan pensiun dari dunia akting. Namun, bagi kita semua yang mencintai karya-karya om Didi serta mencintai dunia film Indonesia, kepergian almarhun Didi Petet tetap terasa begitu cepat. Kita seakan masih haus akan penampilan apiknya di film, layar kaca maupun panggung teater.



Selamat jalan, om Didi Petet. Terima kasih atas dedikasi, kerja keras dan kecintaanmu terhadap dunia akting dan perfilman Indonesia.


Tuesday 12 May 2015
Sunday 10 May 2015
Aku Tahu Bahwa Tuhan yang Mentakdirkan, Tapi Penyakit Tak Akan Membuatku Menyerah Pada Keadaan

Aku Tahu Bahwa Tuhan yang Mentakdirkan, Tapi Penyakit Tak Akan Membuatku Menyerah Pada Keadaan

"Kamu tak akan tahu seberapa kuat dirimu, hingga suatu saat nanti menjadi kuat adalah satu-satunya pilihan yang kamu punya.”
Betapa kita layak bersyukur jika Tuhan senantiasa memberikan kesehatan. Dengan modal itu, kita bisa melakukan banyak hal sepanjang usia. Menikmati waktu bersama keluarga, berbagi bahagia dengan teman dan sahabat, menjalin hubungan cinta dengan kekasih, hingga mengejar apa yang jadi mimpi dan cita-cita diri.

Sayangnya, Tuhan kadang punya rencana berbeda bagi kita. Tak seperti orang lain yang kondisi fisik dan kesehatannya baik-baik saja, aku dan mungkin juga kamu merasakan hal yang berbeda. Ya, kita diberi sakit yang tak biasa, yang membuat kita seringkali ingin menyerah atau sekadar menyalahkan keadaan. Kita lupa bahwa Tuhan kadang mencintai manusia dengan cara yang berbeda-beda.


Aku berharap punya kehidupan yang bahagia serupa anak-anak lainnya. Sayangnya, Tuhan berkehendak lain dan aku hanya bisa menerima


Sedari awal, aku terlahir baik-baik saja. Tak pernah ada yang salah dengan fisikku. Aku merasa punya tubuh yang sehat, tak ada yang terasa janggal. Aku pun termasuk punya karakter yang ceria dan ramah. Banyak teman yang bahkan menyukai kepribadian dan karakterku yang periang.

Suatu ketika, kudapati tubuhku melemah tanpa bisa kutahu apa sebabnya. Jelas ini bukan sesuatu yang biasa menimpa diriku. Buru-buru kuberi tahu ayah dan ibu. Mereka pun mengantarku bertemu dokter yang pastinya bisa menerjemahkan rasa sakit yang kurasakan.

Sayangnya, dokter memberi kabar yang tak mengenakkan. Ayah dan ibu pun bisa membaca semburat kegelisahan di parasku dan menepuk-nepukkan tangannya berusaha menenangkan. Tak dapat kupungkiri, aku cemas luar biasa membayangkan betapa mengerikan jadi orang yang mengidap penyakit mengerikan.

“Aku pasrah pada kehendak Tuhan yang memberiku rasa sakit yang sebenarnya tak kuinginkan. Seandainya bisa, mungkin aku ingin ingin sekadar bertanya – mengapa Tuhan menunjukkan rasa cintanya dengan cara seperti ini.” 


Di titik ini, aku bahkan tak punya bayangan tentang masa depan. Bisa bertemu hari esok saja bagiku sebuah kemewahan


Meski dokter mengatakan bahwa penyakitku bukanlah sesuatu yang parah dan mengharuskanku untuk opname atau operasi, semangatku sudah terlanjur hilang. Aku merasa jadi manusia yang paling lemah dan tidak berguna. Kondisi tubuh yang rapuh membuatku merasa dibatasi untuk melakukan apa-apa.

Seketika aku tak lagi punya bayangan tentang masa depan. Mau jadi apa aku nanti seusai lulus kuliah? Perusahaan mana yang mau menerima karyawan yang penyakitan dan ringkih? Pikirku, bakal sia-sia saja semua daya usahaku selama ini. Perkara melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hingga perkara karir pun tak ada di kepalaku.

Kehidupan sehari-hariku pun terasa sangat terbatasi. Aku rindu berkumpul dengan kawan-kawan sepermainanku. Aku ingin kembali menikmati momen nongkrong di kafe, nonton bioskop, jalan-jalan ke mall dan meninggalkan kamar tidur yang hampir setiap hari aku akrabi.

“Banyak hal yang berubah, dan aku harus mulai menerima pun terbiasa. Aku tak lagi meremang dalam sedih atau kecewa. Yang terapal dalam kepala adalah bagaimana aku bisa menjalani hari esok dan seterusnya.”


Meski tubuhku digerogoti, aku peraya bahwa masih banyak yang bisa disyukuri. Aku punya keluarga dan sahabat yang selalu hadir di sisi


Mungkin aku hampir gila dengan ini semua, bahkan bisa jadi aku memilih mati dengan segera. Namun, di titik paling rapuh dalam hidupku, aku selalu bisa menemukan mereka. Ya, melihat keluarga dan sahabat-sahabat terdekat adalah kebahagiaan yang seperti bertransformasi jadi suntikan semangat.

“Apa aku pantas merutuki keadaan, atau bahkan menyalahkan Tuhan? Apa aku boleh menyerah ketika ada orang-orang terdekat yang begitu semangat memberiku dukungan? Tidakkah mereka akan kecewa jika diriku sendiri saja tak mau berusaha bahagia?”
Mereka yang memberiku kekuatan agar di tengah rasa sakit aku bisa menjalani kehidupan yang normal. Aku tahu, aku harus melanjutkan kuliahku. Memikirkan dimana kelak aku akan bekerja dan bagaimana suatu hari nanti aku membangun sebuah keluarga. Meski terkadang muncul rasa pesimis saat membayangkan masa depan, setidaknya aku harus lebih tegar demi keluarga dan sahabat-sahabatku.


Tubuhku boleh meregang kesakitan, tapi semangatku tak boleh dilemahkan. Aku tahu Tuhan yang mentakdirkan, tapi setidaknya aku tak mau menyerah pada keadaan

Usaha dan dukungan dari keluarga dan sahabat adalah mutiara yang tak ternilai. Berkat mereka, aku bisa menjalani hidup selayaknya orang-orang yang sehat dan punya fisik sempurna. Aku buktikan bahwa penyakit yang diderita tak bisa menghentikan langkahku atau bahkan melemahkanku.

Setiap harinya, aku berusaha memenuhi kepalaku dengan pikiran-pikiran yang positif. Aku yakin bahwa kemungkinan untuk hidup lebih lama itu selalu ada. Aku tak mau hanya memikirkan hari ini atau besok, tapi aku berani membayangkan lusa, bulan depan, atau bahkan tahun yang akan datang.

Seiring waktu yang berjalan, aku mengerti bahwa Tuhan bukannya membenci. Sakit yang ia berikan hanya wujud rasa cinta dan keinginannya melihatku terus memperbaiki diri. Aku pun semakin mengerti bahwa setiap detik dalam hidupku adalah waktu yang sangat berharga. Aku berjanji untuk berusaha sebaik-baiknya manusia sebelum kelak tiba hari akhirku di dunia.

“Setiap pagi saat membuka mata, rapalkan dalam kepala bahwa hidupmu memang terlalu berharga jika tak dijalani dengan bahagia.”
Friday 8 May 2015
Saturday 2 May 2015
Arti Dari Warna Helm Safety

Arti Dari Warna Helm Safety



Sejarah
Pada awal mulanya dulu, penggunaan helm keselamatan (safety helmet) dimulai dari para pekerja di dock/galangan kapal. Sebelum helm keselamatan ini diciptakan biasanya mereka nutupin kepala mereka menggunakan aspal kering (yang sudah mengeras karena dijemur matahari).

Tujuan penggunaan aspal kering ini untuk menutupi/melindungi kepala mereka dari ancaman tertimpa atau kejatuhan benda-benda yang ada diatas geladak kapal yang lagi mereka bangun. Biasanya ada burung camar yang iseng gigit baut/mur kapal dari atas geladak yang dikiranya makanan taunya gak bisa dimakan, akhirnya djatuhin gtu aja tuh baut/mur tadi. resiko terkena baut/mur ini lah yang membuat para pekerja galangan kapal menggunakan pelindung kepala dari aspal kering tadi.

Secara resmi helm keselamatan pertama dikembangkan tahun 1912 di Worker's Accident Insurance Institute Kerajaan Bohemia.

Selain pekerja dok kapal, para pekerja tambang juga udah mulai menggunakan helm keselamatan, tapi terbuat dari bahan kulit yang tebal. Ide pengembangan helm keselamatan semakin berkembang setelah perang dunia pertama dimana tren prajurit yang perang menggunakan helm baja sebagai pelindung kepala.

Nah di tahun 1919 baru pertama kali helm keselamatan di patenkan oleh Edward Dickinson Bullard. Helm Keselamatan ini terbuat dari kanvas tebal yang di press, lem, dan cat.

Bahan Dasar
Selain sejarah asal muasal nya, bahan dasar pembuatan helm keselamatan juga berubah-rubah seiring dengan perkembangan teknologi/penemuan material baru yang lebih efektif dan efisien. 
1. Aspal yang dikeringkan (sebelum Tahun 1912)
2. Kanvas Tebal (Tahun 1919)
3. Alumunium (Tahun 1938 kecuali untuk pekerja di bidang listrik, bisa kesetrum gan )
4. Fiberglass (Tahun 1940an) 
5. Thermoplastic (Tahun 1950an)
6. High Density Polyethylene atau HDPE (sampai sekarang masih digunakan)

Arti Warna Helm Safety
Namun sekarang ini ada arti tersendiri dari warna pada helm safety. Pasti banyak diantara kita yang pernah melihat karyawan yang memakai helm safety atau helm proyek. Tentu yang terlintas dalam pikiran kita ketika melihat seseorang menggunakan helm tersebut adalah mereka dari pekerja bangunan atau mungkin juga seorang kontraktor.

Selain itu biasanya kita juga melihat ketika helm tersebut diletakan di kaca depan atau kaca belakang kenderaan. Mungkin kebanyakan orang akan beranggapan helm tersebut ditempatkan di situ untuk memudahkan mereka mengambilnya ketika ingin memulai tugas.

Namun ternyata meletakan helm safety di depan/dibelakang kaca kendaraan memiliki arti tersendiri. Bagi mereka yang memahami maksud yang tersirat dan tersurat dari meletakan helm tersebut yang ditempatkan di depan/belakang kaca kendaraan pastinya akan memberikan persepsi yang berbeda.

Bagi orang yang mengetahui arti warna helm safety yang diletakan dibelakang kaca kendaraan, mereka bisa mengetahui apa peran/jabatan orang tersebut dalam suatu proyek. Sehingga orang tersebut dapat mengetahui dan berkata “ternyata dia seorang insinyur”. Ada juga yang menilai dan berkata “ternyata dia perkerja umum”.

Helm tersebut sebenarnya tidak perlu diletakan di depan/belakang kaca kendaraan. Karena kalau tujuannya untuk memudahkan mengambilnya sebaiknya diletakkan di atas kursi belakang atau didalam kap saja.

Biasanya kalau kita perhatikan warna helm safety yang diletakan di depan/belakang kaca kendaraan adalah helm safety berwarna putih. Kenapa helm yang berwarna putih? Karena helm safety warna putih ini biasanya hanya dipakai oleh orang yang memiliki jabatan tinggi seperti seorang insinyur atau pihak manajemen. Karena itu kalau di site mereka yang pakai helmet putih lebih dihormati karena memang mereka memiliki jabatan yang tinggi.

Berikut ini adalah beberapa lagi warna helm safety yang mencerminkan posisi atau jabatan seseorang.
  • Helm safety warna putih biasanya dipakai oleh manajer, pengawas, insinyur, mandor.
  • Helm safety warna biru biasanya dipakai oleh site supervisor, electrical contractor atau pengawas sementara.
  • Helm safety warna kuning biasanya dipakai oleh sub contractor atau pekerja umum.
  • Helm safety warna hijau biasanya dipakai oleh pengawas lingkungan.
  • Helm safety warna pink biasanya dipakai oleh pekerja baru atau magang.
  • Helm safety warna orange biasanya dipakai oleh tamu perusahaan.
  • Helm safety warna merah biasanya dipakai oleh safety officer yang bertanggung jawab untuk memeriksa sistem keselamatan sudah terpasang dan berfungsi sesuai dengan standar yang ditetapkan.


Copyright © 2012 Mr. Tama All Right Reserved